1.
Karies pada Gigi (Dental Caries)
Orang mengenal karies gigi sebagai "gigi
berlubang". Lubang terbentuk karena lapisan email gigi terkikis oleh asam
yang dihasilkan oleh bakteri. Ketika sisa-sisa makanan tertinggal di sela-sela
gigi, sisa-sisa makanan tersebut akan menjadi
media pertumbuhan bakteri.
Bakteri mencerna sisa makanan tersebut dan menghasilkan asam. Asam inilah yang
mengikis lapisan email gigi. Jika lubang ini telah mencapai bagian rongga
pulpa, tempat jaringan saraf dan pembuluh darah, gigi akan terasa sakit dan
mengganggu. Untuk mencegahnya, gosoklah gigimu setelah makan.
2.
Ulkus (Tukak Lambung/Mag)
Mag adalah peradangan yang terjadi pada
dinding lambung. Hal tersebut disebabkan asam (HCl) yang dihasilkan lambung
terlalu banyak sehingga mengikis dinding lambung. Selain itu, penelitian
terbaru menunjukkan bahwa ulkus dapat disebabkan oleh bakteri Makan yang
teratur dapat mencegah terjadinya mag.
3.
Diare
Diare
merupakan gangguan yang disebabkan infeksi pada kolon. Infeksi ini terjadi
karena bakteri tertentu (misalnya E.coli, V.cholerae, dan Aeromonas sp.)
melimpah jumlahnya. Hal tersebut mengganggu proses penyerapan air sehingga feses
keluar dalam bentuk cair.
4.
Sembelit (Konstipasi)
Jika pada kasus diare air tidak terserap
sempurna, kasus sembelit terjadi sebaliknya, air justru terlalu banyak
terserap. Gerak peristaltik usus halus yang terlalu lambat juga dapat menjadi
penyebabnya. Semakin lama feses berada di dalam usus besar, semakin banyak air
yang terserap sehingga feses menjadi sangat keras dan sukar dikeluarkan.
Mengonsumsi makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan dan sayur sayuran
dapat mengurangi gangguan ini. Serat tidak tercerna oleh tubuh kita dan
cenderung mampu menyimpan air dibandingkan jenis makanan yang lain.
5.
Radang Usus Buntu (Appendicitis)
Radang usus buntu sering disebabkan oleh
bakteri. Hal ini dapat terjadi karena adanya penyumbatan usus buntu oleh tinja
yang mengeras atau zatzat asing lainnya (misalnya, biji-bijian). Appendicitis
dapat menyebabkan usus buntu bengkak, membusuk, dan pecah.
6.
Gastritis
Gastritis atau radang lambung disebabkan
karena produksi asam lambung yang tinggi sehingga mengiritasi dinding lambung.
Selain itu, bisa disebabkan oleh bakteri. Penderita gastritis akan merasa
lambungnya terbakar.
7.
Gastroparesis
Gastroparesis adalah ketidak mampuan
lambung untuk mengosongkan ruangan. Hal ini terjadi dimana makanan yang
berbentuk benda padat tetap tertahan di perut/ lambung. Banyak yang dapat
menyebabkan gastroparesis, termasuk diantaranya penyakit yang tidak diketahui
sebabnya, tapi penyebab yang paling umum adalah diabetes mellitus. Pada beberapa
pasien dengan gastropareis, hanya cairan dan partikel berukuran lebih kecil
dari 2 mm yang dapat disalurkan atau dikeluarkan dari lambung, hal ini
merupakan salah satu perkembangan penting untuk pengembangan obat bagi penyakit
ini.
8.
Gondongan
Penyakit Gondongan (Mumps atau
Parotitis) adalah suatu penyakit menular dimana sesorang terinfeksi oleh virus
(Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara
telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau
pipi bagian bawah.
9.
Akalasia
Merupakan suatu keadaan yang ditandai
dengan peristaltik yang lemah dan tidak teratur, atau aperistaltis korpus
esofagus. Kegagalan sfingter esofagus bawah untuk berelaksi secara sempurna
sewaktu menelan. Akibatnya, makanan dan cairan tertimbun dalam esofagus bagian
bawah dan kemudian dikosongkan dengan lambat bila tekanan hidrostatik
meningkat. Korpus esofagus kehilangan tonusnya dan dapat sangat melebar.
10.
Batu empedu.
Batu empedu adalah penyakit yang disebabkan
oleh penyumbatan pada saluran empedu. Hal ini terjadi karena adanya endapan di
saluran empedu.
11.
Disentri
Disentri disebabkan karena infeksi bakteri
atau amuba. Gejala penyakit ini adalah buang air besar bercampur darah.
12.
Kanker.
Kanker usus besar terjadi, karena pola makanan
yang tidak sehat. Gejala yang timbul adalah adanya darah pada feses.
13.
Flatulens
Flatulens adalah kondisi saluran
pencernaan penuh dengan gas. Flatulens disebabkan karena pemecahan makanan yang
belum tercerna di kolon oleh bakteri dan juga karena udara yang terbawa masuk.
Gas dapat menyebabkan kembung, nyeri, dan sendawa.
14.
Sariawan
Sariawan dapat terjadi dengan
diawalinya dengan timbulnya luka kecil dalam rongga mulut. Bila tidak segera
disembuhkan, sariawan dapat mengganggu pencernaan makanan di dalam mulut.
Pencegahannya dilakukan dengan mengkonsumsi vitamin C dalam jumlah yang cukup.
15.
KoliK.
Kolik adalah timbulnya rasa nyeri pada
lambung akibat salah cerna makan makanan yang merangsang lambung, seperti
terlalu banyak makan atau pengaruh alkohol dan cabai.
16.
Pirosis (Nyeri Ulu Hati)
Pirosis dalah gejala penyakit esofagus
yang sering terjadi. Pirosis ditandai oleh sensasi panas, terbakar yang
biasanya terasa di epigastrium atas atau di belakang prosesus xipoideus dan
menyebar ke atas. Nyeri ulu hati dapat disebabkan oleh refluks asam lambung
atau sekret empedu ke dalam esofagus bagian bawah, keduanya sangat mengiritasi
mukosa. Refluks yang menetap disebabkan oleh inkompetensi sfingter esofagus
bagian bawah dan dapat terjadi dengan atau tanpa hernia hiatus atau esofogitis.
17.
Radang Usus Buntu (Appendicitis)
Radang usus buntu sering disebabkan
oleh bakteri. Hal ini dapat terjadi karena adanya penyumbatan usus buntu oleh
tinja yang mengeras atau zat-zat asing lainnya misalnya biji-bijian. Appendicitis
dapat menyebabkan usus buntu bengkak, membusuk, dan pecah.
18.
Dispepsia
Dispepsia disebut juga dengan salah
cerna. Dispepsia disebabkan oleh banyak faktor seperti fungsi pankreas atau
empedu yang tidak maksimal. Gejalanya berupa rasa penuh pada lambung baik
sebelum dan sesudah makan.
19.
Gastroenteritis (Flu Perut)
Gastroenteritis yaitu peradangan dari
lambung, usus kecil, dan usus besar. Viral gastroenteritis adalah infeksi yang
disebabkan oleh keragaman dari virus-virus yang berakibat pada muntah atau diare
atau kedua-duanya. Gastroenteritis seringkali disebut flu perut.
B.
TEKNOLOGI YANG BERHUBUNGAN DENGAN
GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN MAKANAN MANUSIA
Ada
beberapa kelainan atau gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat diperiksa
atau diatasi dengan alat yang disebut dengan Endoskop. Endoskop merupakan alat
yang digunakan untuk memeriksa bagian atau organ dalam tubuh melalui celah atau
bagian tubuh yang diiris. Berikut ini akan saya perkenalkan beberapa nama atau
macam-macam endoskop khusus yang digunakan untuk memeriksa organ-organ
tertentu. Endoskop dan kegunaannya :
1
Feeding tube,
adalah alat berupa selang untuk memberi makan pasien / penderita melalui
hidung, jika tidak memungkinkan karena suatu hal.
2
Gastroscope,
adalah endoskop khusus untuk memeriksa bagian organ yang ada dalam perut.
3
Sigmoidoscope,
adalah endoskop khusus untuk memeriksa rongga belokan berbentuk S antara rektum
dengan colon yang menurun.
4
Stomach tube,
adalah alat berbentuk selang yang digunakan untuk mencuci perut, memberi obat-obatan
atau untuk mengambil getah lambung.
5
Duodenoscope,
adalah endoskop khusus untuk memeriksa bagian duodenum (usus dua belas jari,
bagian sari usus halus).
6
Colonoscope,
adalah endoskop khusus untuk memeriksa bagian colon (ususbesar).
7
Rectal tube,
adalah alat untuk membersihkan rectum atau mengeluarkan gas-gas dari usus.
8
Anoscope, adalah
endoscop khusus untuk memeriksa rongga saluran antara anus dan rektum
(anorektal).
(anorektal).
9
Protoscope, adalah
endoskop khusus untuk memeriksa bagian anus / dubur.
Itulah beberapa catatan mengenai teknologi yang digunakan untuk
gangguan Matau kelainan pada sistem pencernaan yang disebut dengan endoskop (Endoscope)..
C.
GAYA HIDUP SEHAT PADA SISTEM
PENCERNAAN MANUSIA
1)
Perbanyak konsumsi serat setiap hari
Serat tidak hanya berfungsi mencegah gangguan pencernaan tetapi
juga penting bagi kesehatan tubuh secara umum. Kita dianjurkan untuk
mengonsumsi serat sebanyak 10-15 gram sehari. Kita bisa menambah asupan serat
dengan menambah konsumsi sayur, buah, sereal whole grain, serta kacang-kacangan
yang kaya akan serat. Selain itu, pastikan kita membatasi makanan cepat saji,
daging merah, dan makanan-makanan kaya lemak yang merupakan pemicu gangguan
pencernaan. Di samping itu, batasi juga makanan yang banyak mengandung gas
seperti brokoli, kedelai, kol bunga serta minuman-minuman berkarbonasi. Dan
jangan lupa perbanyak minum air putih. Air putih berfungsi untuk membasahi
makanan dalam saluran pencernaan, membantu memecah mineral, vitamin, dan
nutrisi sehingga mempermudah proses penyerapan dan menjaga kecukupan air agar
terhindar dari masalah konstipasi.
2)
Jangan lupa mengunyah dan mengurangi
porsi
Mengunyah merupakan salah satu bagian
terpenting dalam proses pencernaan, tapi seringkali dilupakan. Mengunyah tidak
hanya membantu memecah makanan, tetapi juga memberi sinyal pada kelenjar
saliva, lambung dan usus halus untuk mulai melepaskan enzim-enzim pencernaan.
Tubuh hanya mempunyai sejumlah enzim pencernaan yang mungkin saja tidak cukup
untuk mencerna tambahan makanan. Selain itu, porsi makan besar berarti lambung
harus memproduksi lebih banyak asam untuk membantu mencerna makanan. Ini akan
meningkatkan kemungkinan mengalami gangguan pencernaan.
3)
Olahraga teratur dan hindari stress
Olahraga, sebagai bagian dari gaya
hidup sehat, bisa membantu kita mencegah masalah pencernaan. Sebuah penelitian
ilmiah yang dipublikasikan di jurnal Clinical Gastroenterology and Hepatology,
seperti yang dikutip situs askmen menemukan, aktivitas fisik bisa mengurangi
banyak gangguan pencernaan. Dalam studi ini, para peneliti menemukan hubungan
antara obesitas, kurang olahraga, rasa sakit di perut, diare, dan gejala-gejala
gangguan usus. Di sisi lain, stres juga berpengaruh buruk terhadap sistem
pencernaan. Tubuh akan merespon stres dengan cara mengurangi aliran darah ke
perut dan menurunkan produksi enzim-enzim pencernaan, serta memperlambat proses
pencernaan. Akibatnya akan merasa perut kembung dan juga memicu
konstipasi.
4)
Batasi penggunaan zat anti asam
(antacid)
Asam dalam lambung berfungsi membantu
tubuh mencerna makanan. Akan tetapi, pada beberapa kasus, asam bisa naik ke
kerongkongan sehingga menyebabkan sensasi seperti terbakar. Saat ini terjadi,
mungkin yang terpikir adalah antacid yang dijual bebas di apotik, untuk
menetralkan asam. Akan tetapi, jika digunakan berlebih, antacid bisa
menyebabkan lambung kehilangan keasamannya. Hal ini tentunya akan melumpuhkan
fungsi sistem pencernaan dan membuatnya mudah terinfeksi.
5)
Suplemen enzim pencernaan
Enzim-enzim pencernaan yang berasal
dari tumbuhan bisa membantu menjaga kesehatan pencernaan dan menguatkan
penyerapan nutrisi. Jika kita kekurangan enzim-enzim pencernaan akibat diet dan
kesehatan yang kurang baik, maka suplemen enzim ini bisa menjadi pilihan untuk
mengurangi gejala gangguan pencernaan. Tapi, pastikan dulu berkonsultasi dengan
dokter.
REFERENSI
·
http://supeksa.wordpress.com/2010/10/25/teknologi-yang-berhubungan-dengan-kelainan-atau-gangguan-pada-sistem-pencernaan-makanan/
·
http://ilmu-duniadanakhirat.blogspot.com/2012/11/macam-gangguan-atau-penyakit-pada.html
·
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/07/13/1391/4/5-Cara-Cegah-Gangguan-Pencernaan
·
http://scienceone-smada.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar