Sistem ekskresi pada manusia melibatkan alat-alat ekskresi yaitu ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Zat-zat sisa yang dikeluarkan dari laat-alat tersebut berasal dari proses metabolisme. Zat-zat sisa hasil proses dalam tubuh yang tidak dibutuhkan harus dikeluarkan karena dapat mengganggu, bahkan meracuni tubuh.
Organ-organ ekskresi pada manusia
antara lain ginjal, kulit, hati, dan paru-paru. Ginjal mengeluarkan urine, kulit
mengeluarkan keringat, paru-paru mengeluarkan karbondioksida, dan hati
mengeluarkan zat warna empedu.
Kelainan dan penyakit yang menyerang
sistem ekskresi dapat disebabkan oleh banyak hal. Misalnya virus, bakteri,
jamur. Efek samping obat atau pola makan yang tidak sehat. Dibawah ini akan di
bahas tentang salah satu penyakit sistem ekskresi, yaitu hepatitis.
B. Penyakit Hepatitis
Penyakit Hepatitis merupakan penyakit
cikal bakal dari kanker hati. Hepatitis dapat merusak fungsi organ hati
dan kerja hati sebagai penetral racun dan sistem pencernaan makanan dalam tubuh
yang mengurai sari-sari makanan untuk kemudian disebarkan ke seluruh organ
tubuh yang sangat penting bagi manusia.
Hepatitis merupakan penyakit peradangan
hati karena berbagai sebab. Penyebab tersebut adalah beberapa jenis virus yang
menyerang dan menyebabkan peradangan dan kerusakan pada sel-sel dan fungsi
organ hati. Hepatitis memiliki hubungan yang sangat erat dengan penyakit
gangguan fungsi hati. Hepatitis banyak digunakan sebagai penyakit yang masuk ke
semua jenis penyakit peradangan pada hati (liver). Banyak hal yang
menyebabkan hepatitis itu dapat terjadi yang tidak hanya dikarenakan adanya
infeksi virus dari suatu sumber tertentu. Penyebab hepatitis juga dapat berasal
dari jenis obat-obatan tertentu, jenis makanan tertentu atau bahkan pada
hubungan seksual yang salah satu dari pasangan memiliki penyakit hepatitis.
Penyakit hepatitis dapat menyerang siapa
saja tak pandang usia. Hepatitis jugat dapat terjadi pada bayi, anak-anak,
orang dewasa dan orang tua. Hepatitis yang juga banyak melanda pada bayi dari
usia 0-12 bulan, pada anak-anak diperkirakan terjadi dari mulai usia 2- 15
tahun, orang dewasa 15-20 tahun dan orang tua diatas usia 40 tahun keatas.
Virus hepatitis ada
beberapa macam, misalnya virus hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis yang
disebabkan oleh virus hepatitis B lebih berbahaya daripada hepatitis yang
disebabkan oleh virus hepatitis A. Namun hepatitis yang banyak terjadi dan dialami
oleh penduduk Indonesia adalah hepatitis B
a.
Penyakit
Hepatitis A
Hepatitis A adalah golongan
penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang sekali menyebabkan kematian, Virus
hepatitis A (VHA=Virus Hepatitis A) penyebarannya melalui kotoran/tinja
penderita yang penularannya melalui makanan dan minuman yang terkomtaminasi, bukan
melalui aktivitas sexual atau melalui darah. Sebagai contoh, ikan atau kerang
yang berasal dari kawasan air yang dicemari oleh kotoran manusia penderita.
Penyakit akan semakin dikenali apabila memberikan dampak yang
besar, baik menyangkut aspek sosial ekonomi maupun risiko kesakitan dan
kematian atau karena jumlah kejadiannya sangat tinggi. Hepatitis A, suatu
penyakit yang menyerang hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A, meskipun
tidak mengakibatkan risiko kematian yang besar, namun berisiko menimbulkan
kejadian yang luar biasa atau outbreak. Oleh karena itulah, penyakit ini
mendapat perhatian besar baik dari masyarakat kesehatan maupun pemerintah dan
publik secara umum.
Seseorang
menjadi panik karena penyakit hepatitis A, biasanya karena tidak mengetahui
karakteristik dan perjalanan penyakit tersebut. Apabila serang penderita
hepatitis A atau keluarga terdekat mengenal tipikal penyakit ini maka kecemasan
dan kepanikan tidak perlu terjadi. Pada dasarnya penyakit ini bersifat self
limited disease (dapat sembuh dengan sendirinya).
b.
Penyakit
Hepatitis B
Indonesia merupakan
daerah endemis infeksi virus hepatitis B, didaerah tertentu pada setiap 100
penduduk di jumpai 8 pengidap virus hepatitis B.
Seseorang dikatakan
menderita infeksi virus hepatitis B apabila dalam pemeriksaan ditemukan HBsAg
positif. Sumber penularan virus hepatitis B di Indonesia terutama melalui ibu
hamil ke bayinya sehingga setiap ibu yang hamil dianjurkan untuk melakukan
skrining HBsAg.
Ibu Hamil dengan HBsAg dan HBeAg positif akan menularkan virus
hepatitis dengan peluang lebih dari 90%. Dalam keadaan demikian bayi perlu
mendapatkan vaksinasi dan pemberian imunoglobulin.
Pada meraka yang terinfeksi VHB akut, 90% pada anak-anak dan 70%
pada dewasa tidak menampakkan gejala sama sekali. Hanya sepertiga dari yang
terinfeksi memperlihatkan keluhan, terutama mata kuning.
Infeksi VHB yang diperoleh pada masa bayi akan menyebabkan 95% bayi
di antaranya menjadi penderita hepatitis kronis. Sementara kelompok dewasa yang
terinfeksi virus ini, 95% akan sembuh dan hanya 5% yang berkembang menjadi
hepatitis B kronis.
c.
Penyakit
Hepatitis C
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang
disebabkan oleh virus Hepatitis C (VHC). Proses penularannya melalui kontak
darah {transfusi, jarum suntik (terkontaminasi), serangga yang menggiti
penderita lalu mengigit orang lain disekitarnya}. Penderita Hepatitis C kadang
tidak menampakkan gejala yang jelas, akan tetapi pada penderita Hepatitis C
kronik menyebabkan kerusakan/kematian sel-sel hati dan terdeteksi sebagai
kanker (cancer) hati.
15% dari kasus infeksi Hepatitis C adalah akut, artinya secara
otomatis tubuh membersihkannya dan tidak ada konsekuensinya. Sayangnya 85% dari
kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati
bertahun-tahun. Dalam waktu tersebut, hati bisa rusak menjadi sirosis
(pengerasan hati), stadium akhir penyakit hati dan kanker hati.
Hepatitis C adalah penyakit menular yang mempengaruhi hati, yang
disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Infeksi ini sering tanpa gejala,
tetapi sekali didirikan, infeksi kronis dapat berkembang menjadi jaringan parut
hati (fibrosis), dan maju jaringan parut (sirosis) yang umumnya terlihat
setelah bertahun-tahun.
Gejala khusus sugestif penyakit hati biasanya hadir sampai parut
pada hati substansial telah terjadi. Namun, hepatitis C adalah penyakit
sistemik dan pasien mungkin mengalami spektrum yang luas dari manifestasi
klinis mulai dari tanpa gejala pada penyakit lebih gejala sebelum perkembangan
penyakit hati lanjut. Tanda-tanda umum dan gejala yang berhubungan dengan
hepatitis C kronis termasuk kelelahan, gejala seperti flu, nyeri sendi, gatal,
gangguan tidur, perubahan nafsu makan, mual, dan depresi.
Sekali hepatitis C kronis telah berkembang ke sirosis, tanda dan
gejala mungkin muncul yang umumnya disebabkan oleh salah satu fungsi hati
menurun atau meningkatnya tekanan dalam sirkulasi hati, kondisi yang dikenal
sebagai hipertensi portal. Kemungkinan tanda dan gejala sirosis hati termasuk
asites (penimbunan cairan di perut), memar dan berdarah kecenderungan, varises
(vena membesar, terutama di perut dan kerongkongan), sakit kuning, dan sindrom
gangguan kognitif yang dikenal sebagai ensefalopati hepatik. Ensefalopati
hepatik adalah karena akumulasi amonia dan zat lain yang biasanya dibersihkan
oleh hati yang sehat.
C. Gejala Hepatitis
·
Merasakan sakit / nyeri pada perut bagian kanan
·
Demam
·
Badan terasa lemas
·
Mual dan diare.
- Warna kekuningan pada kulit atau putih mata.
- Air seni berwarna kecoklatan seperti teh.
- Berat badan berkurang drastis.
- Kurang nafsu makan.
- Diare.
- Warna tinja pucat.
- Cepat lelah.
- Kadar gula rendah.
- Nyeri perut bagian atas.
- Demam meriang.
- Libido menurun.
D.
Pencegahan
Umumnya, masyarakat sering menganggap bahwa sakit kuning
adalah hepatitis karena timbulnya warna kuning pada kulit, kuku, dan bagian
putih bola mata. Kondisi ini hanyalah salah satu gejala dari hepatitis.
Peradangan ini dapat menyebabkan kerusakan sel-sel, jaringan, bahkan semua
bagian organ hati. Hepatitis dapat terjadi karena penyakit yang memang
menyerang sel-sel hati atau penyakit lain yang menyebabkan komplikasi pada hati.
Pemahaman hepatitis dapat lebih mudah jika kita mengenal lebih dahulu mengenai
organ hati.
Hepatitis dapat
berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total atau malah berkembang menjadi
menahun (kronis). Tingkatan keparahan hepatitis bervariasi, mulai dari kondisi
yang dapat sembuh sendiri (self limited) dengan penyembuhan total, kondisi yang
mengancam jiwa, menjadi penyakit menahun, hingga kondisi organ hati yang tidak
berfungsi lagi (yang disebut kegagalan fungsi hati). Jika kondisi terakhir ini
terjadi maka untuk penanganannya membutuhkan transplantasu atau cangkok hati.
Serangan hepatitis
akut dapat terjadi tiba-tiba tanpa gejala awal atau bertahap. Umumnya,
hepatitis akut berlangsung dalam periode waktu 1-2 bulan. Kerusakan hati yang
terjadi pada heoatitis akut biasanya hanya mengenai sebagian kecil jaringan
saja. Namun pada kasus yang jarang, misalnya pada saat daya tahan tubuh pasien
terlalu rendah, hepatitis akut dapat mengancam jiwa.
Sementara hepatitis kronis terjadi jika sebagian hati yang terserang
dapat menjadi tidak aktif atau berkembang sangat lambat, tetapi sebagian lain
dapat juga menjadi aktif dan terus memburuk dalam hitungan
tahun. Komplikasi dari hepatitis kronis yang memburuk adalah terjadinya
sirosis atau kanker hati. Kedua komplikasi ini sering berakhir dengan kematian
Hepatitis dapat
dicegah dengan cara :
·
Hepatitis dapat
dicegah dengan melakukan vaksinasi.
·
Jarum untuk
akupuntur atau tatto harus steril
·
Hindari pemakaian
alat-alat secara bersamaan seperti cukur, sisir
·
Hindari aktivitas
sex dengan berganti-ganti pasangan
·
Hindari mendapat
donor darah yang tidak resmi
E.
Pengobatan
Pengobatan untuk penyakit hepatitis yang bisa dilakukan salah
satunya adalah dengan menggunakan obat antiferon. Biasanya suntikan
antiferon ini direkomendasikan selama kurang lebih empat bulan. Keberhasilan
dari pengobatan ini tergantung dari beberapa faktor yang termasuk juga dengan
durasi infeksi Anda. Sekitar 50% oran dengan infeksi penyakit
hepatitis B kronik
setidaknya mendapatkan suatu manfaat parsial lewat pengobatan penyakit
hepatitis interferon. Manfaat dari obat hepatitis ini bisa mencakup penurunan
jumlah total virus dalam darah dan juga melambatnya kerusakan hati.
Saat melakukan pengobatan untuk penyakit hepatitis dengan
menggunakan obat antiferon, tes darah yang dilakukan secara teratur untuk
mengukur dari kadar enzim hati dalam darah acap kali dianjurkan. Tes-tes
ini mengindikasikan apakah hati masih meradang atau apakah virusnya ini masih
ada di dalam darah. Yang penting untuk diingat adalah bahwa tes bagi antigen
permukaan hepatitis B mungkin akan positif selama beberapa minggu atau beberapa
tahun setelah usainya pengobatan. Ini karena virus hepatitis B mungkin terus
berada dalam darah dalam jumlah kecil. Juga pentinga yang perlu diingat adalah
bahwa bahkan setelah infeksinya terkendali, hati masih membutuhkan waktu untuk
menumbuhkan sel-sel sehat guna menggantikan sel-sel yang rusak atau hancur
akibat dari infeksi hepatitis.
Pengobatan untuk penyakit hepatitis C kronik dilakukan dengan
menggunakan interferon kemungkinan besar akan berlangsung lebih lama
dibandingkan dengan infeksi hepatitis B.Bagi infeksi hepatitis C kronik, interferon ini biasanya direkomendasikan tiga kali dalam seminggu
untuk durasi yang sekitar antara 12 bulan samoai 2 tahun. Seperti halnya bagi
infeksi pengobatan yang lazim dilakukan.
Pengobatan untuk penyakit hepatitis untuk yang kronik dengan interferon bisa mengurangi resiko
dari terjadinya penyakit sirosis atau penyakit kanker hati. Oleh sebab itulah.
Penting bagi Anda untuk mengikuti nasihat dokter Anda dengan akurat.
Setiap obat pasti
memberikan efek samping, untuk mengatasi efek samping dari obat antiferon ini
bisa dilakukan dengan minum sejumlah besar air setiap harinya. Minumlah obat
penghilang rasa sakit yang direkomendasikan oleh dokter Anda, jika rasa sakit
pada tempat suntikan ini pada tubuh yang sangat parah.
F. Gaya Hidup Sehat Mencegah penyakit Hepatitis
Mengingat bahwa
hepatitis lebih cenderung disebabkan oleh virus, maka sangat dianjurkan untuk
menjaga kebersihan diri. Berikut ini tindakan-tindakan pencegahan yang perlu
Anda lakukan :
- § Hindari konsumsi alkohol
- § Hindari obat-obatan yang dapat merusak hati, misalnya acetaminophen
- § Diet sehat dan seimbang
- § Perbanyak buah, sayur, whole grains, dan protein bebas lemak
- § Latihan fisik secara teratur
- § Istirahat cukup
- § Mencuci tangan dengan sabun setelah Anda selesai beraktifitas, keluar dari toilet, berjabat tangan dengan orang-orang. Kontak fisik dengan binatang, dan saat Anda akan makan.
- § Hindari narkoba, alkohol, alat suntik, alat cukur bersama.
- § Olahraga secukupnya dengan teratur.
- § Hubungan seks yang sehat dan tidak berganti-ganti pasangan.
- § Gunakan obat-obatan yang direkomendasikan para dokter.
- § Konsumsi rutin makanan dengan pola yang seimbang.
- § Bagi Anda penderita hepatitis A, cukup hanya istirahat total (bedrest). Untuk penderita hepatitis B,sekarang ini ada obat baru yang disebut Lamivudin dan untuk hepetitis C tersedia obat Interferon dan Ribavirin yang penggunaannya harus dalam pengawasan dokter
- § Hindari makanan :
- § tinggi lemak seperti daging kambing dan babi, jeroan, es krim, suus full cream, keju, mentega/margarine, makanan berminyak dan makanan bersantan.
- § Makanan dalam kemasan kaleng seperti sarden dan corned.
- § Kue atau cemilan dengan kandungan tinggi kalori dan lemak jenuh, seperti kue tart, gorengan, fast food.
- Makanan yang menimbulkan gas, seperti ubi, kacang merang, lobak, mentimun, durian, kool, sawi, dan nangka.
- § Bumbu masakan yang memiliki aroma dan rasa yang cukup tinggi seperti cabai, jenis bawang-bawangan, merica/lada, cuka, jahe dll.
- § Minuman beralkohol dan bersoda, seperti alkohol dan minuman yang mengandung soda
REFERENSI
·
http://penyakithepatitis.org/
·
http://obatpenyakit.1naturalremedies.biz/obat-penyakit-hepatitis/
·
http://obattradisionalpenyakithepatitispilihan.wordpress.com/
·
http://www.deherba.com/mengenal-lebih-dekat-tentang-penyakit-hepatitis.html
·
http://penyebabhepatitis.com/makanan-untuk-penderita-hepatitis/
0 komentar:
Posting Komentar